Monday, October 8, 2012

Welcome to the world, Agni... (part 2)

*Originally written in March 2012

Setelah berjuang melahirkan datang lagi perjuangan lanjutan yaitu memilih nama buat chickpea. Pemilihan nama berlangsung dari 2 bulan terakhir tapi karena jenis kelamin yang belum ketahuan jadi kita juga santai aja, sampai akhirnya datang hari ini. Besok petugas RS akan mengurus akte kelahiran jadi kita ngobrak ngabrik internet untuk referensi nama.
Bingung pilah pilih karena semua nama dimauin tapi bingung nyatuinnya gimana, akhirnya diputuskan chickpea bernama Agni Athaleia Dirdaharja.
Agni : Gabungan nama AGung dan NIa. Dimana menurut bahasa sansekerta adalah nama dewa api.
"Agni is known as the Fire God and is symbolic of the light of knowledge"
Athaleia : Originnya sih Athalia, saya mau jadi Athalea, eh bapaknya nambahin jadi Athaleia (yang katanya inspired dari princess leia-nya star wars). Artinya God is exhalted.
Gak ada makna khusus dari pemilihan nama tersebut, mainly karena kita suka namanya dan artinya pun bagus.
Lovely Agni
While in Hospital


Jemur pertama kali







Hari ke 3, saatnya cek bilirubin Agni. Sedih pas tau kadarnya tinggi dan harus di sinar :(( Karena masih minim info dan minim asi, kita pasrah aja ngebiarin agni di inkubator ruang bayi.
Selama itu pun saya perah asi pakai tangan. Dikasih breastpump tapi karena manual jadi perahnya gak maksimal. Saya mulai rajin pijat payudara karena mulai mengeras (bahkan kayak batu), sebenarnya yang banyak pijat di awal adalah Agung. Alasan utama kalau saya pijat sendiri kan sakit jadi pasti pijatnya ga tega, karena Agung ga tau kadar sakitnya makanya dia cuek aja mijetnya. Biar yahud mijetnya, saya pakai minyak kelapa bikinan ibu mertua. Tadinya minyak ini untuk diminum (kan katanya berkhasiat melancarkan persalinan), nah karena bayinya udah brojol jadi dipakai untuk pijat aja. Minyak kelapa untuk pijat payudara lebih aman ketimbang pakai krim, karena minyak kelapa ini aman kalau kena bayi maka sisa minyak tidak perlu dibersihkan. Jam menyusu agni masih jarang, she practically sleep all the time. Jadi saya titip ke suster feeder cup berisi asi.
Selama agni disinar pun saya rada bengong di kamar RS. Karena ingin hasil maksimal dari proses penyinaran makanya agni terus2an di inkubator. Saya nyamperin ke ruang bayi kalau waktunya menyusu. Selebihnya jadi cuma nonton tv aja sama agung.

Setelah 2 hari disinar, hari minggu kita dibolehin pulang. Berangkatnya koboi, pulangnya pun koboi banget. Dikasih nappy sama pasien sebelah karena baru ngeh kita ga punya *oon dah*. Di-brief macem-macem sama suster bayi, beberes and we're ready to go home.
Ditawarin dianter pakai kursi roda sama suster, tapi saya tolak. Malu ah udah pecicilan sana sini lah kok pulangnya didorong gitu. Kita pulangnya juga bertiga aja naik taksi. Kakek nenek nungguin di rumah sembari beberes layout kamar yang belum diapa-apain. Beneran koboi deh kita.

Pas di jalan agung bilang sesuatu yang bikin saya terharu, katanya "Ini kita bawa pulang PR seumur hidup nih"... trus rasanya mau mewek aja gitu. I am a wife, and now I am also a mother. Something I never expected to happen anytime soon. A year ago, I never thought that I'd get married at 25 and have baby at 26. Life is full of surprise indeed, and I thank God for all that I have...  
 










  

No comments:

Post a Comment

Bandung Staycation - Desember 2019

Untuk #DirdaharjaTrip akhir tahun kita pilih Bandung.. Hmmm dipilihnya karena nyocokin jadwal event papagung sih sebenernya... Nginep 4D3N...