Tuesday, January 22, 2013

Kartu Jakarta Sehat

Harapan itu berbentuk Kartu Jakarta Sehat (KJS)... Apa itu? Basically fasilitas kesehatan yang disediakan Pemda untuk warganya berobat jalan/rawat inap di rumah sakit secara gratis dengan fasilitas kelas 3. Pengurusan KJS hanya membutuhkan : KTP, KK dan rujukan dari Puskesmas.

Cerita sama temen dan dia balik nanya "KJS doesnt actually fall into your category kan Ni?"
Well, in this case when having someone dealing with a possible brain surgery without any insurance, you are definitely falling into THAT category.

Satu hal yang perlu diluruskan di sini, KJS itu berbeda dengan Gakin. Penggunaan kartu Gakin harus disertai SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Jelas fasilitas ini diperuntukkan bagi warga yang kurang mampu. Tapi KJS bisa digunakan untuk semua warga DKI Jakarta. Kalaupun ada konglomerat berobat pakai KJS juga silakan, asal mau repot ngikutin prosedur yang ada dan fasilitas yang diberikan juga kelas 3.

Jadi gimana pengalamannya akai KJS di rspd...??
Karena keadaan Kakek yang darurat maka berkas yang diperlukan cuma KTP dan KK. Take note ya, SIAPIN FOTOCOPY YANG BANYAAAKKKK. Gw kemarin pegang copy 15 rangkap, KK dan KTP enaknya langsung distapler jadi pas ditanya gampang ngasihnya.

Untuk memperoleh fasilitas KJS alurnya kurang lebih begini :
Formulir tindakan medis/resep obat dilampirkan dengan copy KTP-KK (copy 2 rangkap) >> Minta acc pihak RS berwenang >> Berkas yang sudah di acc dicopy >> Diserahkan ke poli terkait.
Teorinya sih begitu; prakteknya sungguhlah keder. Apalagi gak ada petunjuk sosialisasi/alur prosedur yang harusnya bisa ditempel di depan loket yang memudahkan kita ngurusnya. Petugasnya pun ga customer-friendly ya, ditanya apa juga kagak jawab; judes aja gitu. Kadang gw mikir ya emang sih judulnya fasilitas gratis, tapi ya mbok jangan segitunya juga kek.

RS model pemerintah gini kita harus standby at all time untuk disuruh ini itu. Yup, urusan obat dan lab harus dianter sama keluarga pasien. Pagi itu pun gw udah mesti drop darah ke lab dan nebus obat di farmasi, yang sebelumnya capek ati minta acc KJS. Gw bagi tugas sama Agung; gw ngurus obat di farmasi (di mana buat askes/kjs letaknya di gedung belakang - pun aksesnya mesti lewat taman tanpa kanopi dan hari itu ujan seharian zzzzz), dan Agung ngurus jadwal ct scan yang harus double acc ke lantai 6.

Terus kalau yang acc udah pulang gimana? Well itu kejadian pas sorenya. Harusnya loket acc tutup jam 16.00; tapi jam 15.20 udah digembok aja itu lubang loketnya. Mau ngetok-ngetok atau di bom juga gak akan keluar itu orang-orangnya mah. Yasud pasrah aja lah kita talangin dulu. Tapi bilang ke kasirnya kalau itu pakai KJS dan uangnya dititip/jaminan. Nanti bisa direimburse setelah proses acc ke loket; max 3x24 jam, tapi inget '24 jam' disini artinya berlaku dari jam 8 - 15 aja loh.

Besokannya gw balik rspad lagi untuk nebus uang jaminan (lab darah dan 2x nebus obat di farmasi), udah antri cantik di loket acc, tetep aja dijudesin katanya ini mesti pakai semacam surat keterangan (gw lupa dia bilangnya surat apaaa gitu) mintanya ke UGD. Hpmh! Mengingat betapa lamanya minta surat rujukan pindah rs semalem, gw mengurungkan niat repot-repot ke sana. Ngebayangin dia akan cek status/rekam medisnya, trus gw mesti nungguin petugas/dokternya acc. Huuft, I think it's just not worth all the hassle. Jadi ya sudahlah, diikhlasin aja uangnya :)













No comments:

Post a Comment

Bandung Staycation - Desember 2019

Untuk #DirdaharjaTrip akhir tahun kita pilih Bandung.. Hmmm dipilihnya karena nyocokin jadwal event papagung sih sebenernya... Nginep 4D3N...